Gerakan Pemuda Kedaerahan [Bagian 2]
Sejak Saat itu, semangat kedaerahan semakin dominan. Dengan semangat kedaerahannya itu, pada kongres Trikoro Dharmo di Solo tanggal 12 Juni 1918 nama Trikoro Dharmo diubah menjadi Jong Java. Kegiatan Jong java masih tetap bergerak dalam bidang sosial budaya. pada kongres kelima bulan Mei 1922 di Solo dan kongres luar biasa desember 1922 ditetapkan bahwa Jong java tidak akan mencampuri masalah politik. Diskusi-diskusi mengenai masalah sosail dan politik hanya dilakukan untuk menambah pengetahuan para anggotanya. Anggota Jong Java hanya diperbolehkan terjun dalam dunia politik setelah mereka tamat belajar.
Dalam perkembangannya, Jong Java tidak mampu bertahan sebagai organisasi yang berpadanan kesukuan. Hal itu disebabkan semakin meluasnya paham Indonesia Raya. Pada Kongres Jong Java tanggal 27-31 desemser 1926 di Solo, dengan suara b ulat tujuan JOng Java diubah menjadi "memajukan rasa persatuan para anggota dengan semua golongan bangsa Indonesia dan bekerja sama dengan perkumpulan-perkumpulan pemuda Indonesia lainnya ikut serta dalam menyebarkan dan memperkuat paham Indonesia bersatu". Semangat satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa yang menyala di berbagai tempat semakin mendorong Jong Java untuk melakukan fusi. Secara prinsip, Jong Java menyatakan bahwa sudah saatnya membuktikan dengan tindakan nyata bahwa "perkumpulannya dapat mengorbankan dirinya" demi persatuan bangsa.
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Posting Komentar
Posting Komentar