Sejarah Terbentuknya Partindo [1931]
Penangkapan terhadap tokoh-tokoh PNI terutama Ir. Soekarno merupakan pukulan yang berat bagi PNI. Pimpinan PNI kemudian diambil alih oleh Sartono dan Anwari. Kedua tokoh itu memiliki gaya yang lebih hati-hati sehingga menimbulkan kecemasan dikalangan anggotanya. Bahkan, banyak di antara para anggota PNI yang mengundurkan diri.
Sartono kemudian menginstruksikan agar semua kegiatan di cabang-cabang PNI untuk sementara waktu dihentikan. Bahkan, ia kemudian berusaha untuk membubarkan PNI dan membentuk partai baru. Pada Kongres Luar Biasa di Batavia tanggal 25 April 1931 diambil keputusan untuk membubarkan PNI. Pembubaran tersebut menimbulkan pertentangan di kalangan pendukung PNI. Sartono bersama pendukungnya kemudian membentuk Partai Indonesia(Partindo) pada tanggal 30 April 1931.
Asas dan tujuan serta garis-garis perjuangan PNI masih diteruskan oleh Partindo.Selanjutnya dilakukan upaya menghimpun kembali anggota-anggota PNI yang tercerai berai sehingga pada tahun 1931 berhasil dibentuk 12 cabang. Kemudian berkembang menjadi 24 cabang dengan anggota sebanyak 7.000 orang.
Setelah bebas pada bulan Desember 1931, Ir.Soekarno berupaya menyatukan kembali PNI yang terpecah. Akan tetapi, upaya itu tidak berhasil karena terdapat perbedaan pandangan antara Ir. Soekarno dengan Drs. Moh. Hatta sebagai pemimpin PNI Baru.Akhirnya, Ir. Soekarno memutuskan untuk masuk ke dalam Partindo. Partai itu berkembang pesat setelah pimpinan tertinggi dipegang oleh Ir. Soekarno. Pada tahun berikutnya, Partindo telah memiliki 71 cabang dengan anggota sebanyak 20.000 orang. Ide-idenya banyak dimuat dalam harian Fikiran Rakyat, antara lain yang penting adalah "Mencapai Indonesia Merdeka" pada tahun 1933.
Penangkapan kembali Ir. Soekarno pada tanggal 1 Agustus 19330 melemahkan Partindo. Bung Karno diasingkan ke Ende, Flores, pada tahun 1934. Karena alasan kesehatan, Bung Karno kemudian dipindahkan ke Bengkulu pada tahun 1938 dan pada tahun 1942 dipindahkan ke Padang karena adanya serbuan Jepang ke Indonesia. Tanpa Ir.Soekarno,Partindo mengalami kemunduran. Partindo keluar dari PPPKI agar PPPKI tidak terhalang geraknya karena adanya larangan untuk mengadakan rapat. Dalam menghadapi keadaan yang sulit itu, untuk kedua kalinya Sartono membubarkan Partindo juga tanpa dukungan penuh dari anggotanya.
*New Version Of Sejarah Bangsa Indonesia
Postingan Ini Dilindungi HAK Cipta, Dan menggunakan Anti Block Dan Copy dengan CSS3 (Belum bisa ditembus seperti Anti Copy Javascript) untuk menghindari Penjiplakan, Untuk Itu jika anda membutuhkan isi dari postingan ini untuk keperluan pembelajaran, anda dapat mengirimkan E-Mail ke djnand.dj@gmail.com
Posting Komentar
Posting Komentar